Oleh: Nova Mahendra Putra FTI 2012
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, ''Tiada suatu hari bagi para hamba yang bangun pagi-pagi kecuali dua malaikat akan turun. Salah satu dari malaikat itu berkata, 'Ya Allah, berikanlah kepada orang yang bersedekah dengan pahalanya.' Malaikat yang kedua berkata, 'Ya Allah, berikanlah kerusakan pada orang yang kikir'.'' (HR Bukhari).
Hari terus berganti, roda kehidupan tak henti menggelinding. Manusia sebagai bagian dari alam yang terus bergerak ini, hendaknya bisa memanfaatkan momentum untuk mendapatkan kebaikan, dari hari ke hari.
Pagi hari mengawali denyut aktivitas manusia yang berbeda-beda. Manusia keluar dari rumah, menyebar di muka bumi, mencari penghidupan, dan meninggalkan sejenak keluarga di rumah. Wajah-wajah segar setelah beristirahat semalam mengiringi langkah yang optimistis.
Pagi selalu hadir dan itu berarti optimisme untuk mendapatkan sesuatu yang lebih dari apa yang mungkin didapatkan di hari kemarin. Dan, memang demikianlah manusia; harus senantiasa optimistis, seoptimistis pagi yang selalu menyapa.'
Mengawali hari dengan niat baik dan dengan aktivitas yang baik adalah karakter yang seharusnya dimiliki oleh orang Mukmin. Sehingga, hari demi hari, kebaikanlah yang ia dapatkan. Tidak hanya kebaikan yang sifatnya materi, tetapi juga nonmateri.
Momentum pergantian hari dengan demikian justru menjadikannya semakin mulia di mata Allah SWT dan terhormat di mata manusia. Hasil yang didapatkannya pun bermanfaat buat dirinya dan keluarga serta lingkungan sekitar.
Pada hadist di atas, Rasulullah SAW mengungkapkan ada dua malaikat yang setiap pagi mendoakan manusia. Satu mendoakan kebaikan dan satunya lagi mendoakan keburukan.
Manusia yang memulai hari dengan baik (digambarkan dengan orang yang bersedekah) akan didoakan kebaikan oleh malaikat. Sementara manusia yang memulai hari dengan buruk (digambarkan dengan orang kikir) akan didoakan keburukan oleh malaikat lainnya.
Namun kerap kali, aktivitas manusia yang begitu padat membuatnya lupa untuk berniat melakukan kebaikan di pagi hari. Akibatnya, yang dihasilkan di hari itu pun hanya keuntungan yang sifatnya materi, kalau tidak malah kerugian karena sudah berniat buruk.
Rasulullah SAW, melalui hadist itu, mengingatkan kita untuk selalu mengawali hari dengan kebaikan. Awal yang baik akan menghasilkan akhir yang baik pula.
Beberapa Tips agar bisa menjadikan Pagi Hari dengan semangat dan optimis;
Jurnalis GAMIFTI 2012
Optimisme
di Pagi Hari
“Wahai anakku,
bangunlah, saksikan rezqi Tuhanmu dan janganlah kamu menjadi golongan
orang-orang yang lalai, karena sesungguhnya Allah”
Dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, ''Tiada suatu hari bagi para hamba yang bangun pagi-pagi kecuali dua malaikat akan turun. Salah satu dari malaikat itu berkata, 'Ya Allah, berikanlah kepada orang yang bersedekah dengan pahalanya.' Malaikat yang kedua berkata, 'Ya Allah, berikanlah kerusakan pada orang yang kikir'.'' (HR Bukhari).
Hari terus berganti, roda kehidupan tak henti menggelinding. Manusia sebagai bagian dari alam yang terus bergerak ini, hendaknya bisa memanfaatkan momentum untuk mendapatkan kebaikan, dari hari ke hari.
Pagi hari mengawali denyut aktivitas manusia yang berbeda-beda. Manusia keluar dari rumah, menyebar di muka bumi, mencari penghidupan, dan meninggalkan sejenak keluarga di rumah. Wajah-wajah segar setelah beristirahat semalam mengiringi langkah yang optimistis.
Pagi selalu hadir dan itu berarti optimisme untuk mendapatkan sesuatu yang lebih dari apa yang mungkin didapatkan di hari kemarin. Dan, memang demikianlah manusia; harus senantiasa optimistis, seoptimistis pagi yang selalu menyapa.'
Mengawali hari dengan niat baik dan dengan aktivitas yang baik adalah karakter yang seharusnya dimiliki oleh orang Mukmin. Sehingga, hari demi hari, kebaikanlah yang ia dapatkan. Tidak hanya kebaikan yang sifatnya materi, tetapi juga nonmateri.
Momentum pergantian hari dengan demikian justru menjadikannya semakin mulia di mata Allah SWT dan terhormat di mata manusia. Hasil yang didapatkannya pun bermanfaat buat dirinya dan keluarga serta lingkungan sekitar.
Pada hadist di atas, Rasulullah SAW mengungkapkan ada dua malaikat yang setiap pagi mendoakan manusia. Satu mendoakan kebaikan dan satunya lagi mendoakan keburukan.
Manusia yang memulai hari dengan baik (digambarkan dengan orang yang bersedekah) akan didoakan kebaikan oleh malaikat. Sementara manusia yang memulai hari dengan buruk (digambarkan dengan orang kikir) akan didoakan keburukan oleh malaikat lainnya.
Namun kerap kali, aktivitas manusia yang begitu padat membuatnya lupa untuk berniat melakukan kebaikan di pagi hari. Akibatnya, yang dihasilkan di hari itu pun hanya keuntungan yang sifatnya materi, kalau tidak malah kerugian karena sudah berniat buruk.
Rasulullah SAW, melalui hadist itu, mengingatkan kita untuk selalu mengawali hari dengan kebaikan. Awal yang baik akan menghasilkan akhir yang baik pula.
Beberapa Tips agar bisa menjadikan Pagi Hari dengan semangat dan optimis;
1.
Awali
Tidur dan Akhiri dengan berdoa.
Hudzaifah
r.a. dan Abu Dzarr keduanya berkata : Adalah Rasulullah saw. jika akan tidur
membaca : bismikallahumma ahya wa amutu (Dengan nama-Mu ya Allah aku hidup dan
mati), dan apabila bangun tidur membaca ; alhamdulillahil ladzi ahyana ba'da ma
amatana wailaihin nusyur (Segala puji bagi Allah yang menghidupkan aku kembali
setelah mematikan aku dan kepada Allah akan bangkit). (HR.Bukhari)
2.
Ketika Bangun Tidur selalu Ingatlah
Allah, Jangan dahulukan memikirkan Dunia dulu.
3.
Jangan Tidur lagi.
Dari Fathimah binti Muhammad RA ia
berkata : Rasulullah SAW melewati aku sedangkan ketika itu aku tiduran di waktu
pagi. Maka beliau menggerak-gerakkan aku dengan kaki beliau, kemudian bersabda,
"Wahai anakku, bangunlah, saksikan rezqi Tuhanmu dan janganlah kamu
menjadi golongan orang-orang yang lalai, karena sesungguhnya Allah 'Azza wa
Jalla membagi rezqi manusia antara terbit fajar sampai terbit matahari".
[HR. Baihaqi]
4.
Aktif
Bekerja dengan Niat Ibadah.
Dari
Salim, dari ayahnya, ia berkata : Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya
Allah cinta kepada orang mukmin yang aktif ". [HR. Baihaqi]
5.
Harapkanlah
Keberkahan. Kuantitas tanpa keberkahan adalah kerugian
0 comments:
Post a Comment